Taubatan Nashuha

Taubat adalah upaya untuk meninggalkan perbuatan dosa dengan diiringi keinginan kuat untuk tidak mengulanginya lagi. Allah SWT amat menyukai setiap hamba-Nya yang bertaubat.

Taubat berasal dari kata kerja taaba. Kata tersebut terbentuk dari huruf ta, wau, dan ba sehingga menjadi tawaba yang artinya pulang, kembali, dan penyesalan.

Syaikh Muhammad bin Ibrahim al-Hamd dalam bukunya yang berjudul Cara Bertaubat menurut Al Quran dan as-Sunnah menjelaskan, ada beberapa hal yang harus terkumpul untuk memaknai arti taubat antara lain sebagai berikut:
  1. Meninggalkan perbuatan dosa
  2. Menyesali apa yang pernah dilakukan, minimal ada perasaan menyesal terhadap perbuatan tersebut. Adapun, kuat dan lemahnya penyesalan tergantung dari kualitas taubat.
  3. Mengetahui kehinaan perbuatan dosa.
  4. Keinginan keras dalam hati untuk tidak mengulangi perbuatan maksiatnya kembali.
  5. Memperbaiki apa yang mungkin dikerjakan, seperti mengembalikan barang yang diambil dan semacamnya.
  6. Taubat hanya boleh dilakukan dengan ikhlas karena Allah SWT semata.
  7. Taubat hendaknya dilakukan sebelum napas sampai di tenggorokan, sebagaimana dijelaskan dalam sebuah hadits yang berasal dari Ibnu Umar ra, bahwa Rasulullah SAW bersabda: “Sesungguhnya Allah Ta’ala menerima taubat seorang hamba selama napasnya belum sampai di tenggorokan.” (HR. Ahmad)
  8. Taubat hendaknya dilakukan sebelum matahari terbit dari arah terbenamnya (barat). Sebagaimana disebutkan dalam sahih Muslim, dari Abu Hurairah ra, ia berkata, Rasulullah SAW bersabda: “Barangsiapa yang bertaubat sebelum matahari terbit dari arah terbenamnya niscaya Allah akan menerima taubatnya.” (HR. Muslim)

Ibnu Fariz rahimahullah dalam kitabnya Mu’jam Maqaayiisil Lughah memaknai taubat sebagai kembali. Artinya, jika seseorang bertaubat atas dosa yang telah dia lakukan, maka dia meninggalkan dosa tersebut, bertaubat kepada Allah dengan sebenar-benarnya taubat.

Ibnu Manzur rahimahullah mengatakan, bertaubat kepada Allah dengan sebenar-benarnya taubat artinya kembali dan meninggalkan kebiasaan perbuatan maksiat menuju ketaatan kepada Allah SWT.

Taubat yang sebenarnya taubat ini tertuang dalam QS. At-Tahrim ayat 8 sebagai berikut:

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ تُوبُوٓا۟ إِلَى ٱللَّهِ تَوْبَةً نَّصُوحًا عَسَىٰ رَبُّكُمْ أَن يُكَفِّرَ عَنكُمْ سَيِّـَٔاتِكُمْ وَيُدْخِلَكُمْ جَنَّٰتٍ تَجْرِى مِن تَحْتِهَا ٱلْأَنْهَٰرُ يَوْمَ لَا يُخْزِى ٱللَّهُ ٱلنَّبِىَّ وَٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ مَعَهُۥ ۖ نُورُهُمْ يَسْعَىٰ بَيْنَ أَيْدِيهِمْ وَبِأَيْمَٰنِهِمْ يَقُولُونَ رَبَّنَآ أَتْمِمْ لَنَا نُورَنَا وَٱغْفِرْ لَنَآ ۖ إِنَّكَ عَلَىٰ كُلِّ شَىْءٍ قَدِيرٌ yā

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada Allah dengan taubatan nasuhaa (taubat yang semurni-murninya). Mudah-mudahan Rabbmu akan menutupi kesalahan-kesalahanmu dan memasukkanmu ke dalam jannah yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, pada hari ketika Allah tidak menghinakan Nabi dan orang-orang mukmin yang bersama dia; sedang cahaya mereka memancar di hadapan dan di sebelah kanan mereka, sambil mereka mengatakan: “Ya Rabb kami, sempurnakanlah bagi kami cahaya kami dan ampunilah kami; Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu”. (QS. At-Tahrim: 8)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *